[Wn] Shougaku Ichinensei Ni Modotta Node Kenjitsu Ni Ikiru - Chapter 36
Translator: Aaldiwang
Editor: Yoshida
Chapter 36 : Terus Terang
"Terima kasih tumpangannya."
Di depan rumah Mizui-san.
Dia membungkuk pada ayahku, pengemudi mobil.
"Sama sama."
Ayahku membalas dengan senyuman.
――Itu rumah yang indah, kan?
Ketika ayahku dan Mizui-san sedang mengobrol, Aku menyaksikan ke suatu rumah yang bangkit di area perumahan.
Itu mungkin bukan rumah yang besar, namun rumah itu memiliki performa yang membedakannya dengan rumah biasa di area itu.
Aku jadi percaya bahwa ia memang memiliki didikan yang baik.
"Terima kasih, Sho-kun."
"Tidak apa-apa, saya cuma mengantarmu."
"Aku cuma bilang terima kasih alasannya merupakan saya bahagia kamu mengantarku."
"...... Begitukah? ――Kalau begitu, sama sama...?"
"Fufufu, sama sama."
Mizui-san tertawa kecil alasannya merupakan saya memberinya respon yang aneh.
"Sampai jumpa kapan-kapan."
"Yah, hingga jumpa."
Dia tersenyum dan melambaikan tangan, kemudian kembali ke rumahnya.
Aku melambai hingga tak sanggup melihatnya lagi.
Akhirnya, ia menghilang dan tersisa diriku dan ayahku di jalan yang remang-remang.
"――Akankah kita pulang sekarang?"
"Ya."
Tak ada argumentasi bagi kami untuk tinggal disini, jadi kami pribadi pergi.
Aku mengangguk baiklah atas sarannya kemudian naik ke dingklik penumpang.
Perjalanan mengkonsumsi sedikit waktu dalam kesunyian.
Aku memandangi lampu jalan yang berlalu sambil menanti hingga di rumah.
Aku merasa sedikit terharu alasannya merupakan simpulan pekanku yang menggembirakan bareng temanku sudah berakhir.
Tak perlu merasa sedih alasannya merupakan kami akan berjumpa lagi besok, namun itu pertama kalinya saya merasa kesepian alasannya merupakan saya tak pernah bermain bareng temanku di rumah, jadi masuk akal kalau saya murung.
"Apa kamu merindukan Mizui-chan?"
"...... cuma sedikit."
Aku membungkus wajahku dengan kepura-puraan dan membiarkan perasaanku yang bahwasanya terungkap.
Kebenarannya adalah, tak cuma sedikit.
"Jadi―― ...... Apakah Sho menggemari Mizui-chan?"
"Itulah yang juga ditanyakan ibu padaku."
"Haha, kupikir juga begitu."
Mengapa orangtua sungguh peduli dengan hal percintaan anaknya?
Aku tak mengerti, saya belum pernah punya anak selama hidupku.
"Jadi, bagaimana menurutmu?"
"Mizui-san hanyalah teman."
Aku menyampaikan hal yang serupa menyerupai yang kukatakan pada ibuku.
Ibuku sama sekali tak mempercayainya, namun ayahku dengan gampangnya pecaya dengan apa yang kukatakan, "Aku mengerti."
"Tetapi Mizui-chan tak menyerupai itu."
"Begitukah?"
"Yah. Mungkin antusias bagiku untuk mengganggu, namun kupikir Mizui-chan menggemari Sho."
Aku mengangguk seakan itu merupakan hal lain.
Aku masih ragu-ragu, meski ayahku bilang begitu.
Aku percaya bahwa meskipun ia menyampaikan itu, saya tak akan merasakannya.
....... Tidak, "jatuh" bukanlah kata yang cukup tepat.
Itu cuma aku――
"Kau tak menganggapnya serius."
"――!?"
Aku tak sanggup menyembunyikan rasa terkejut mengenai betapa tepatnya tebakan ayahku.
Apakah ia membaca pikiranku?
Sebenarnya, siapa saja di keluargaku merupakan esper kecuali diriku...!
"Aku sanggup mengenali itu dari melihatmu."
Itu merupakan ajaran hasil dari pengamatan.
Baiklah, ya.
Aku tak ingat sudah lahir dan berkembang di keluarga misterius menyerupai itu.
Tapi perkataannya sungguh-sungguh akurat.
Ayahku benar, saya tak menganggapnya serius.
Aku tak menganggapnya serius. Sebenarnya, saya tak berpikir mesti menganggapnya serius.
Aku merupakan orang dewasa, dan ia anak kecil.
Tak peduli betapa dewasanya ia, itu tak memiliki arti ia orang dewasa.
Aku condong berpikir bahwa tugasnya selaku anak kecil merupakan bermain.
"Itu benar."
Tak ada argumentasi untuk berbohong, jadi saya mengangguk dengan jujur.
"Kenapa?"
"Dia anak kelas satu, ayah tahu?"
"Sho juga anak kelas satu."
"Itu benar."
Aku cuma sanggup mengangguk.
Aku tak sanggup memberitahunya bahwa saya sudah berumur 28 tahun.
"Kau tahu. Aku tak memerintahkan Sho untuk menemukan kebaikan Mizui-chan. Itu terserah pada Sho untuk menentukan sendiri."
――Aku cuma berpikir kamu mesti menghadapinya dengan benar.
Meskipun itu hanyalah perkara cinta anak SD atau cinta anak kecil, saya percaya Mizui-chan serius mengenai itu.
Itulah mengapa saya ingin Sho juga serius.
Meskipun Sho tidak menemukan perasaan Mizui-chan, Aku ingin beliau menerimanya.
Aku tak menyampaikan ini untuk Mizui san, namun demi Sho.
Jika orang lain serius, kita juga mesti serius dalam menanggapinya.
"Tak baik untuk tak berterus terang."
Ayah memberiku nasehat dengan nada yang tenang.
Tak baik untuk tak berterus terang, kah?
Kupikir itu benar untuk tak menganggapnya serius.
Bagaimanapun, kalau Mizui-san menyukaiku, akankah benar baginya kalau saya melakukan hal yang sama?
Dia menyukaiku, namun tak menganggapnya serius.
...... Benar, itu tak tulus.
Meskipun saya tak mengganti hubunganku dengan Mizui-san, akan lebih baik kalau saya mengganti caraku berpikir.
Aku tak akan membuangnya dari hidupku alasannya merupakan ia anak kecil, namun saya mulai akan menganggapnya serius.
Itu segenap ketulusan yang sanggup kukumpulkan sekarang.
Previous Chapter | Next Chapter
Sumber https://mangabookktranslation.blogspot.com/