Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[Wn] Kankin Ou - Volume 1 - Chapter 46 (Interlude)

 


Translator: Tanaka


Editor: Tanaka


Chapter 46 - Ryoko Terashima Masih Rusak (Interlude)


Saat saya menyandarkan sikuku di setir.

Waktu itu sedikit sehabis jam 2 pagi.

Tidak perlu dengan bodohnya berjaga-jaga sekarang, namun saya di sini berharap dengan bodohnya bahwa Tuanku akan memanggilku jikalau saya tinggal di dekatnya.

(Aku ingin tahu apa yang sedang dikerjakan Master saya sekarang)

Sudah jelas.

Misuzu Kurosawa-sama, Masaki Haneda-sama.

Dia niscaya menyayangi salah satu putri yang sudah diseleksi Masterku.

Tentu saja, saya tidak dalam posisi untuk cemburu.

Namun, saya cuma berharap bahwa saya sanggup dicintai seumpama salah satu putri.

Ketika saya mulai berpikir ihwal Masterku seumpama ini, saya secepatnya mencicipi tubuhku menjadi panas. Bagian dalam Memekku basah.

Pada hari saya dibebaskan dari kamar Master ku dan kembali ke rumahku, saya mengalami waktu yang sungguh sulit.

Yang sanggup ku fikirkan hanyalah muka Masterku. Ketika saya menimbang-nimbang wajahnya, jus cinta ku menjadi lengket dan kental, dan saya tidak sanggup menghentikan jari aku.

Pada akhirnya, saya melakukan fingering yang intens seolah-olah terbakar hingga tepat sebelum saya berangkat kerja.

Dan sekarang, di dalam kendaraan beroda empat larut malam, saya menjajal menjangkau jari-jariku di antara kedua kakiku lagi.

(Sedikit …… tidak apa-apa, kan?)

Saat saya sedang menimbang-nimbang hal ini, tiba-tiba ada ketukan di jendela penumpang.

"Hai, Ini Aku!?"

Ketika saya menoleh ke arah itu dengan panik, saya menyaksikan bayangan membuka pintu sendiri dan masuk ke mobil.

Orang itu tersenyum padaku dikala saya tergesa-gesa merencanakan diri.

"Selamat malam, Saya Detektif Terashima"

Sebuah kendaraan beroda empat yang melaju melalui tepat di sebelahku. Lampu depan menerangi sosok yang bermartabat. Wajah yang indah.

"Ma-ma-ma-ma-master!"

Saat saya mengencangkan sabuk pengaman aku, Guru memberitahuku.

"Ayo kita jalan-jalan. Bisakah kau mengantarku ke Taman Suematsu?"

"Y-ya!! Aaa-Aku akan mengirim mu dengan senang hati!"

Taman Suematsu merupakan taman paling besar di area ini. Di sana, ada jalan setapak yang panjang mengitari hutan pinus yang lebat, menjadikannya jalur kencan yang terkenal.

Aku terkejut dengan peristiwa yang tiba-tiba, namun saya sungguh bergairah untuk sanggup berkendara bareng Guru.

Kebahagiaan yang tiba-tiba tiba padaku membuatku pingsan.

"Ma-Master, apakah kau ingin panas atau dingin?"

"Ah, tidak apa-apa"

"Apakah kau ingin sesuatu untuk diminum ……?"

"Ah, tidak apa-apa"

Aku sungguh-sungguh kosong.

Dibutuhkan sekitar lima belas menit untuk hingga ke Taman Suematsu.

Aku sangsi sejenak, bertanya-tanya apakah saya boleh bertanya, dan risikonya tentukan untuk mengajukan pertanyaan terhadap Guru.

"A-apa yang membawamu ke Taman Suematsu jam segini, Master……?"

"Aku mendengar bahwa ada banyak pengintip dan penganiaya di taman itu"

"Eh, well…… kita banyak patroli, namun bahayanya agak pagi-pagi. Di jam segini, tidak ada pasangan…… Jadi, ummm"

"Aku cuma bertanya. Dan saya cuma jalan-jalan, Detektif Terashima. Anjing kecilku"

Aku melirik ke arah tangan Master dan menyaksikan bahwa ia memegang kerah merah dan timah.

[Itu disini—-!!]

Buruk, buruk, buruk, ini sungguh buruk!

Aku sungguh senang sekarang. Aku merasa wajahku tersenyum. saya sungguh senang mengenali bahwa Master akan mencintaiku sehingga saya bikin kesalahan dengan kemudi.

"Di mana tempat-tempat di taman di mana ada banyak korban mengintip dan pelecehan?"

"Y-ya! Itu di jalan hutan dari wilayah parkir kedua……"

"Kalau begitu, ayo pergi ke sana ……"

Pada titik ini, saya punya ilham elok ihwal apa yang diharapkan.

Pertunjukan jalan-jalan di luar ruangan ……

Ketika saya berpikir untuk diseret dengan kerah di sepanjang jalan hutan di mana mungkin ada pengintip atau penganiaya, saya merasa seumpama saya akan lepas dengan gampang cuma dengan memikirkannya.

Aku sudah kekurangan napas dan mengalami beberapa orgasme kecil pada dikala saya meraih wilayah parkir kedua.

"Haa …… haa …… Master…… Kita sudah di sini…"

"Yah, berapa kali kau crott cuma dari imajinasimu?"

"Tiga kali"

"Ya, saya tidak akan pernah masuk ke kendaraan beroda empat Ryoko lagi"

"Ehhh!? Apa saya melakukan kesalahan?"

"Tidak ada, namun angker di saat pengemudi tiba-tiba mulai gemetar dan menyentak! Setiap kali itu terjadi, kendaraan beroda empat sanggup terguling. Dan ku pikir saya akan mati!"

"A-aku… minta maaf"

Ketika Master masih membenci denganku, ia melemparkan kerah kepadaku.

"Kalau begitu, selaku Mastermu, kau mesti menyanggupi harapanku. Ryoko, nih, pakailah"

"Y-ya!"

Aku amati bahwa cara Master memanggilku sudah berubah dari "Detektif Terashima" menjadi "Ryoko". Nada suaranya keras, dan kelihatannya Master sudah beralih ke mode latihan.

Setelah keluar dari mobil, saya mengambil kerah yang diberikan kepadaku dan memakainya. Itu merupakan ukuran yang sempurna, seolah-olah dibentuk sesuai pesanan.

"Lepaskan pakaianmu, Ryoko"

Kata-kata Guru bikin badan saya melompat.

Bahkan pada malam hari seumpama ini, masih saja sesekali kendaraan melintas di jalan raya nasional menghadap ke wilayah parkir. Tidak ada jaminan bahwa saya tidak akan terlihat.

Tapi perintah Master itu merupakan mutlak.

Pertama, saya melepas jaketku di kursi pengemudi dan melepas sarung bahuku.

Cara petugas berpakaian preman menenteng senjata mereka diserahkan terhadap masing-masing individu, namun saya lebih senang memakai sarung pundak lantaran lebih gampang ditangani.

Lalu saya menurunkan celanaku dan melepas blusku.

Itu memalukan melepaskan busana ku di luar ruangan di malam hari.

Tapi saya percaya diri dengan busana dalam ku hari ini.

Aku sudah menegaskan busana dalam paling mahal yang sanggup ku peroleh dengan impian Master akan meneleponku.

Atasan dan bawahan berwarna hitam. Selain itu, saya berbelanja ikat pinggang dan celana ketat jaring dengan impian menggembirakan Master.

"Bagus. Terlihat elok untukmu, Ryoko"

"T-terima kasih banyak!"

Aku bikin pose usus di hati aku.

Tapi tepat sehabis itu.

"Tapi agak berbahaya untuk meninggalkan pistolmu. Aku tak mau mobilmu dirusak juga. Jadi, lepaskan busana dalammu dan kenakan sarungnya. Tapi, tetap pakai celana ketat dan ikat pinggangmu"

"…Eh?"

(Meskipun, itu busana dalamku yang paling mahal …….)

Tapi sulit dipercayai saya sanggup berdebat dengan itu.

Meskipun, saya bingung, namun saya akan melakukan apa yang Master katakan.

Jadi, saya mulai membuka bra aku, melepas celana dalam ku, yang sudah berat dengan air, dan menaruh sarung tangan ku di lenganku.

"… umm"

"Ahaha…. jelek sekali. Kau kayak detektif mesum"

Ku pikir saya ingat pernah membaca manga di mana karakternya merupakan seorang detektif asusila yang cuma mengenakan baju renang dan sarung tangan, namun yang ini bahkan lebih buruk.

Aku cuma memakai garter belt dan net tights. Selain itu, sarung tangan ku tergantung di pundak aku, dan payudara dan selangkanganku terbuka. Selain itu, puting saya ditusuk dengan cincin dan saya memiliki tato di perut belahan bawah yang terlihat seumpama jambul.

Tidak peduli bagaimana orang melihatku, saya cabul. saya seorang cabul di tahap terakhir penyimpangan.

"Ayo kita mulai jalan-jalannya, ya? Turun dengan posisi merangkak"

"Y-ya, Master"

Aku berlutut dan menaruh tanganku di bawah kaki Master. Biasanya, ini akan menjadi posisi yang terlalu memalukan. Tapi bagiku, itu merupakan hal yang benar untuk dilakukan.

Setelah saya melakukan itu, Master mengikatkan tali ke kerah ku dan menawan ku dengan ringan ke arahnya.

"Ayo kita pergi jalan-jalan"

"Aku mengerti"

Segera sehabis saya menjawab, *Plack! Guru menampar pantatku.

"Haikkkkk!?"

Nafasku tercekat di tenggorokan. Dan di saat saya menyaksikan ke atas dengan tergesa-gesa untuk menyaksikan apakah saya sudah melakukan sesuatu yang salah, Master menaruh jarinya di ujung hidungku seolah-olah menyampaikan kepadaku.

"Ini bukan "Aku mengerti", kan? Karena, dikala ini, Ryoko merupakan seekor anjing. Jadi, kau semestinya tidak mengatakan bahasa manusia, kan?"

"A-aku minta maaf!"

Saat saya meminta maaf, *Plack! Master menampar pantatku lagi.

"Itu tidak benar. Dasar anjing bodoh!"

"Kyaun…."

"Ya, ya. Haha, saya suka caramu terlihat seumpama anjing yang mengangguk sehabis dimarahi"

Aku dipuji. Memikirkan itu membuatku pribadi bahagia.

"Ryoko, duduklah"

Aku menurut dan duduk di tempat.

"Ryoko, tanganmu"

Aku secepatnya menaruh tanganku di tangan yang dipersiapkan kepadaku.

Sepertinya Guru bermaksud memperlakukan saya seumpama anjing secara menyeluruh.

(Tapi …… kenapa saya sungguh senang?)

Puting ku sudah mengeras hingga terasa sakit. Setiap kali tindikan bergetar, saya mencicipi anutan kesenangan seumpama arus listrik yang lemah.

"Ya, seumpama itu…Kalau begitu, hari ini, saya akan menelanjangi Ryoko dari semua martabat kemanusiaannya, jadi bersiaplah untuk itu"

"W-guk"

(Apa yang hendak Master jalankan padaku? ……)

Ketika saya memikirkannya, tenggorokan ku mengeluarkan bunyi menelan.

"oh iya saya lupa"

Master tiba-tiba menjangkau celana keringatnya. Dan ia mulai bermain dengan sakunya.

"Lili menyiapkan ini untukku. Dan sekarang, ini merupakan peluang elok untuk mencobanya. Apakah kau tahu cara menggunakannya?"

Kemudian Master mengeluarkan oval merah muda.

(Tidak …… maksudku, saya tahu apa itu lantaran jikalau kau berada di kepolisian, kau mungkin melihatnya selaku barang sita ……)

Itu merupakan rotor merah muda…… yang disebut mainan dewasa.


◇ ◇ ◇

———Scene Change———

◇ ◇ ◇


"Kalau begitu ayo kita jalan-jalan keliling taman"

Master menyampaikan itu, namun berlangsung dengan empat kaki di jalan batu yang tidak beraspal sungguh sulit.

Selain itu, ada suatu rotor yang dimasukkan ke dalam Memekku. Bahkan sekarang, bunyi mesin bergema.

Setiap kali Master memegang saklar dan menyalakan dan mematikannya, atau merubah intensitas getaran, mainan seks anorganik merangsang belahan dalam Memekku.

"Uhi, Hihi… Ngghh!"

Setiap saat, Master tanpa ampun akan menampar pantatku dikala saya berhenti berlangsung dan menggeliat.

Dengan itu, pantatku dengan segera bermetamorfosis merah terang dan memanas.

Tapi Master menikmati dirinya sendiri, dan tidak memamerkan gejala memperlambat siksaan rotornya.

"Wahiii!? Haa , Haa , Haa , Nkuhii… Fgghhh…"

Alasan saya dicairkan oleh kesalahan rotor yang tak ada habisnya, dan seolah-olah saya sungguh-sungguh menjadi seekor anjing, mulutku secara alami terbuka dan napas yang tersengal-sengal keluar.

"Haa … Haa … Haa … Haa … Haa …"

Tubuhku yang sudah diajari kenikmatan seksual, secepatnya menjajal bangun menuju klimaks. Tapi begitu saya mencapainya, saya tidak sanggup berjalan.

Sulit. Rasanya enak. Ini menyakitkan.

Ini manis, manis, kemudian neraka.

"Kau terlambat, Ryoko"

"Gw-guk! Woof!"

Ketika timah ditarik, saya merasa tergesa-gesa, namun sulit dipercayai saya sanggup memajukan kecepatanku dikala saya berlangsung dengan empat kaki.

Sekarang, lutut celana ketat saya robek dan terasa sakit lantaran batu yang tertanam di dalamnya.

Aku bertanya-tanya berapa usang saya sudah bermain seumpama anjing betina. saya sudah kehilangan semua rasa waktu.

"Ada apa? Apakah kau sudah meraih batasmu?"

"Kun, Kun, Kun"

Aku ingin istirahat sebentar. Dengan pikiran-pikiran ini di dalam pandanganku, saya menyanjung diriku sebanyak yang saya bisa.

"Tapi…. tubuhmu kelihatannya menyampaikan bahwa kau ingin saya lebih menggodamu?"

Kemudian, Master mengeluarkan rotor merah muda dan memasukkan jarinya ke dalam vulva aku.

"Kyan!? Ah…… Ahh……"

Guru memasukkan jarinya ke belahan kedua memekku, kemudian menekuk jarinya.

Saat jari itu mencakar wilayah yang elok di bawah pusar aku, proses berpikir saya pribadi terputus.

"Fuahhhhhhh! Dengan jari-jari itu, saya akan crot!"

Aku tidak percaya tubuhku begitu jujur.

Rotor merah muda sudah memajukan nafsuku, namun jentikan jari Guru menjadikannya menjadi overdrive.

Dengan itu, seluruh tubuhku rileks sekaligus, dan saya duduk dengan rahang kendur.

Jus cinta yang meluap dari vulva menetes ke paha belahan dalamku dan bikin titik-titik di tanah.

"Haa … Haa … saya sudah crott"

"Apakah kau puas?"

"……Ini tidak baik. Tolong beri saya Kontol besar lengan berkuasa Master untuk anjing dangkal ini. Aku akan melakukan apa pun yang master harapkan ……"

Lupa memalsukan seekor anjing, saya menggeliat di kaki Masterku dan memohon.

"Aku tidak sanggup menahannya …… Oh baiklah, saya akan duduk di dingklik itu dan istirahat, kau sanggup melakukan apa pun yang kau mau"

"Melakukan apa ……?"

"Ya, kau sanggup memasukkannya ke dalam dirimu sendiri jikalau kau mau"

"Terima kasih banyak!"

Setelah berlutut, saya menurunkan celana olahraga tuanku dalam situasi hati yang bersemangat.

Kemudian, di saat saya menurunkan celana dalamnya, Kontol Master yang tegak berdiri di depanku.

"Oh …… Oh …… Ini sungguh elok ……"

Glans direndam dengan pre-cum, dan kekasaran Kontol yang begitu besar lengan berkuasa sehingga membuatku ingin pingsan.

"Berapa usang kau akan melakukan itu?"

Ketika saya dalam kondisi euforia, Master memimpin dan mendesak aku.

"Y-ya, selamat tiba kembali"

Aku berdiri di bangku, mengangkangi Master, dan mulai menurunkan pinggulku, bikin bentuk-M seumpama latihan jongkok, membidik Kontolnya.

Aku menjangkau Kontol tegak Tuanku, mengarahkan ujungnya ke atas, dan menggosokkan celahku ke ujungnya.

"Aahhhh….."

Rasanya sungguh lezat hingga membuatku merintih.

Kemudian, saya mendorong pintu masuk Memekku ke ujung kepala kontol nya, dan saya pribadi menurunkan pinggulku.

Dan kemudian, dengan dorongan sederhana, setengah dari kontol nya didorong ke dalam diriku.

"Ahhhhhhhhhhhhh… Haa … Haa …. Haa …"

Perlahan saya mulai menggerakkan pinggulku. Ini merupakan gerakan jongkok yang mengerikan.

Dan sehabis berulang kali ekstraksi, rahimku yang didorong oleh Kontol berotot, sudah turun, dan gelombang di organ dalam menyebar, dan bunyi menawanku keluar dari belahan belakang tenggorokanku.

"Ahh, Haa , itu masuk, itu masuk begitu dalam…."

"Memek Ryoko terasa sungguh enak"

"Ya, Ah, Ahh… Terima kasih banyak. Tolong merasalah lebih nyaman"

Aku terus menggerakkan pinggulku ke atas dan ke bawah sambil memegang kepala Master di dada aku.

Komtolnya, yang diresmikan hingga batasnya, ditarik keluar dengan mulus, dan tepat sebelum sungguh-sungguh ditarik keluar, Memekku yang berdenyut-denyut tersedot lagi.

Pengulangan proses itu sungguh menyenangkan.

"Haha, kau putus asa, Ryoko. Apa kau sungguh menginginkannya?"

"A-aku menginginkannya……! Hii, hiiiiiii!"

Tiba-tiba, Master tiba-tiba mendorong pinggulnya ke atas dan percikan api meledak di belakang kepala aku.

"Master menikamku……! Kontol Master menikam…… kamar bayiku……!"

Aku nyaris pingsan lantaran terkejut lantaran tulang belakang saya dialiri listrik oleh dorongan keras dari leher rahim aku, yang gres saja mulai turun.

"Apa? Kamu tidak menyukainya?"

"A-aku sungguh senang, Hiii, saya sungguh senang, Master, saya sungguh …… senang!"

Aku turun dari kepalaku, mengacak-acak rambutku, dan mulai menggoyangkan pinggulku lagi.

Kekerasan Master menelan lipatan lembut Memekku, dan sementara bibir memek merah mudaku terangkat, saya mengulangi gerakan serakah bolak-balik.

Memekku kini seumpama pelacur. Memekku seumpama pelacur, meneteskan air liur lantaran kesenangan.

Aku ingin Crot. Aku ingin Crot secepat mungkin. Itu saja yang sanggup ku fikirkan dikala ini.

Namun tiba-tiba, Master memegang pinggang aku.

"Ah, tidak, apa? Kenapa?……"

"Diam, ada seseorang di hutan di belakang Ryoko. Dia menyaksikan kita"

"O… orang?"

"Sepertinya ada banyak orang di sekitar. Jika seseorang merekammu, kau dalam masalah, polisi pelacur. Aku mungkin akan menyaksikan muka Ryoko di isu TV"

"Eh, eh, eh……"

"Apa yang mesti kita lakukan? Jika kita lari sekarang, mungkin belum terlambat"

Aku ingin tahu apa yang hendak dipikirkan orang-orang jikalau ada yang melihatku.

Apa yang hendak mereka fikirkan di saat mereka melihatku seumpama ini, begitu mengenaskan selaku manusia? Aku percaya mereka akan membenciku.

Aku tidak sanggup menahan diri untuk tidak bergairah di saat saya membayangkan bahwa saya akan dipandang rendah.

Aku bahkan mungkin ditampilkan di TV dan di majalah selaku detektif asusila yang mengamuk.

Di masa lalu, saya merupakan siswi yang sungguh baik, dan saya bahkan pergi ke turnamen nasional kendo. Aku gembira untuk menyampaikan bahwa saya merupakan salah satu polisi terbaik di departemen.

Aku memiliki tunangan, karir, dan hidupku terlihat cerah.

Itu seharusnya.

Hidup ku kini sudah hancur. Aku sudah jatuh ke dasar lubang.

Tapi di saat saya memikirkannya …

”Aku senang”.

Di dalam tubuhku, saya mencicipi sensasi kenikmatan yang tidak sanggup diubah berputar-putar di sekeliling aku.

Itu dia. Seharusnya saya jatuh saja.

Selama saya sanggup tinggal di sisi Masterku, itu yang terpenting.

Dan kemudian Master sanggup memanfaatkanku hingga saya hancur.

“Tidaaak…aku ingin Crot seumpama ini…….tak mau berhenti……aku ingin jatuh ke dasar……aku tak peduli jikalau saya jatuh…… saya ingin crottttt!"

Ketika saya berteriak, Master tertawa dan tersenyum.

Oh, ia sungguh-sungguh orang jahat…… pikirku.

Tapi itu sebabnya saya tidak sanggup meninggalkannya. Aku menyayangi nya.

"Aku akan merusakmu!"

Segera, Komtolnya yang sudah mendorong rahim itu mulai bergerak dengan gerakan menggelegak dan bengkak. Master ku mempercepat gerakan pinggulnya dan menusukku dengan kekuatan yang menakutkan.

"Hiii, Ahh, Hyaa! Aaahh, aaahh!"

Darah di tubuhku mendidih dikala rahimku dipukul dengan liar.

Dengan setiap dorongan basah, gelembung jus cinta tergores dari frenulum.

"Aku akan Crotttt! Hiii! Aku akan Crotttt! Aku akan Crotttt! Master, bisakah saya Crot?"

Pupil mataku melebar dan air mata tak henti-hentinya tumpah. Seperti segerombolan gempa bumi, orgasme kecil menghantamku, satu demi satu.

"Bagus, saya akan menuangkannya!"

"Masterrrr, silahkan acak-acakin…… aku! Kalau tidak cepat, saya akan Crottt dulu!"

Saat berikutnya, jauh di dalam perutku, kelenjarnya membesar hingga ukuran penuh.

Crotttttt, Spurttttt!

"Crott, Ahhhh! Crott! Ah, air mani itu memancar ke dalam diriku! Ah, saya akan mati! Aku akan matiiiii… Ahhhhhhhh!"

Ketika air mani mengalir ke dalam rahimku, saya tak punya opsi selain terengah-engah dan mengerang selama sisa hidupku.

Hari ini, fakta bahwa saya merupakan orang yang begitu dangkal terukir di kedalaman pikiranku sekali lagi.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter


Sumber https://mangabookktranslation.blogspot.com/