Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[Wn] Kankin Ou - Volume 1 - Chapter 45 (End)

 


Translator: Tanaka


Editor: Tanaka


Chapter 45 - Hari Penghakiman (Part 2)


"Begitukah… Aku menyayangi Fumi-kun, tapi…… saya masih……"

Aku kemudian menyela kata-kata Kurosawa.

"Tunggu, saya akan menanyakan sisanya di kamar sebelah"

"Ruang sebelah?"

Misuzu memiringkan kepalanya dengan curiga.

Itu wajar. Karena cuma ada satu pintu yang menuju ke luar. Dan tidak akan pernah terpikir olehnya bahwa ada kamar di sebelahnya.

"Hei, bisakah kau minggir?"

"Eh… Iya"

Karena Kurosawa-san dan saya masih berafiliasi badan, saya ingin beliau minggir lantaran kita mesti pergi ke ruangan lain.

"Oh …… Nnh ……"

Saat beliau perlahan mengangkat pinggulnya, beliau menyikat giginya ke bibir bawahnya dan mengangkat alisnya sedikit. Kemudian, setelah Kontolku keluar, air mani keluar dari Memeknya seumpama sungai dengan ekor kembarnya bergoyang.

Aku kemudian menyeka air mani yang menetes dari perut saya dengan seprai, turun dari kawasan tidur dan berlangsung ke dinding.

"<Kamar Terhubung>"

Aku bergumam pada diriku sendiri, dan suatu pintu timbul di dinding.

Itu yakni pintu besi sederhana.

Ternyata, konsep pintu berubah sesuai ruangan.

Aku agak terkesan.

Aku berbalik dan memberi aba-aba pada Misuzu, yang sedang berlutut di kawasan tidur dengan ekspresi gelisah di wajahnya.

"Kemarilah, Misuzu"

"Y….iya"

Dia terlihat takut. Tetap saja, beliau melaksanakan apa yang kuperintahkan dan mengikutiku ke segi lain pintu.

Ketika saya menegaskan bahwa beliau sudah sepenuhnya memasuki ruangan, saya menutup pintu di belakang saya dan membatalkan <Room Connect>.

"F-Fumi-kun. Ini gelap gulita! Aku takut!"

Aku mencicipi beliau menekan payudaranya ke lenganku.

Misuzu sudah terperangkap di kawasan yang gelap selama beberapa waktu, tetapi kelihatannya apa yang beliau takuti masih menakutkan.

"Tidak apa-apa, lihat?"

Saat saya menyampaikan ini, beberapa lampu tiba-tiba menyala.

Pertama, lampu sorot menerangi dingklik satu kawasan duduk yang glamor di ujung ruangan.

Selanjutnya, lampu hijau yang tertanam di cuilan bawah dinding mulai menyala satu demi satu, mewarnai lantai dan dinding yang dilapisi pelat baja paku keling dengan warna hijau.

Satu-satunya dekorasi yakni permadani hijau polos yang tergantung di belakang kursi.

Sederhana, tetapi aneh.

Inilah yang Lili sebut selaku "ruangan pemimpin asosiasi rahasia yang jahat".

"Ini agak ……"

Suara Misuzu bergetar di saat beliau menyaksikan sekeliling ruangan.

"Rasanya tidak enak"

(Mengapa?! Ini sungguh keren, tahu!)

Rupanya, gadis-gadis tidak memahami kesegaran ruangan ini.

Jadi untuk berbicara, ini yakni romansa pria.

Ini pasti tidak sempurna. Karena saya mengalah di beberapa bagian.

Sebelumnya, saya menjajal aneka macam hal untuk menyaksikan apakah saya sanggup menghasilkan asap dengan es kering di bawah kakiku, tetapi kelihatannya mesin asap tidak dijumlah selaku furnitur, jadi saya tidak sanggup memasangnya menggunakan tata cara <Instalasi Furnitur>. Itu membuatku sungguh sedih.

Namun, itu tetap menjadi mahakaryaku, memadukan elemen ruang singgasana (fantasi) dan hanggar (SF) yang digemari anak laki-laki.

Tapi saya tidak sanggup terlalu menekankan itu.

Aku berdehem dan berkata.

"Lihatlah ke sana"

Aku terbatuk dan menunjuk ke sudut di sebelah kiriku.

Kemudian, begitu beliau mengalihkan pandangannya ke kawasan yang ku tunjuk, Misuzu menelan ludah dan berkata, “Eh!”.

"Ma… Masaki!?"

Ya, terbaring di sana yakni Masaki Haneda yang sungguh-sungguh telanjang.

Dia sudah dijepit dalam kondisi yang serupa seumpama beliau tertidur kemarin.

Dan sekarang, Misuzu bergegas menghampirinya dan membantunya berdiri.

"Masaki! Masaki! Hei, tetaplah bersamaku! Buka matamu!"

"Jangan khawatir. Ini tidak mengancam jiwa. Hanya saja beliau tidak sadar"

Saat saya mengatakan dengannya dari belakang, Misuzu memelototiku.

"Ada apa? ……Kenapa Masaki ada di sini?"

Reaksinya nyaris sanggup ditebak.

Aku beralih ke nada bunyi jahat yang sudah ku latih sebelumnya.

"Fiuh ……… apakah kau pikir cuma kau yang ditawan? Dia sama denganmu, Misuzu Kurosawa. Dia juga dikurung di ruangan ini untuk waktu yang lama"

"Tidak mungkin …… apakah kau Mengemtot Masaki juga?"

"Tentu saja, Masaki tidak perawan sekarang"

"…… Kamu yang terburuk!"

"Hahaha….. Itu kebanggaan bagiku"

Dengan itu, Misuzu membuka pita yang mengikat rambutnya, menggulungnya dan membantingnya ke lantai.

Aku belakang layar melihatnya.

Kupikir jikalau saya sanggup menjadikannya memberontak sebanyak ini, saya mungkin sanggup menjadikannya turun satu level, namun ternyata tidak semudah itu.

Aku tersenyum lagi pada Misuzu, yang memelototiku.

"Tapi saya tidak akan berbohong, saya akan membiarkan Misuzu memilih. Apakah kau ingin tinggal di sini atau kau ingin kembali ke Kasuya-kun kesayanganmu?"

"Sudah jelas! Aku pergi!"

"Maka Masaki akan menjadi budak seksku selama sisa hidupnya"

Segera, Kurosawa-san melebarkan matanya.

"Apa maksudmu?"

"Aku orang yang kesepian, kau tau. Aku tidak tega kehilangan dua perempuan yang ku cintai pada di saat yang sama. Jika Misuzu kembali, saya tidak akan melepaskan Masaki. Sebagai imbalan untuk tidak pernah menjamah Misuzu lagi, Masaki akan menjadi musuh bermain ku atau." budak seks ki selama sisa hidupnya"

"Kuhh… dasar pengecut"

"Yah, itu kebanggaan juga, lantaran saya seorang penjahat"

Aku sanggup mendengarnya menggigit giginya bahu-membahu dan tinjunya gemetar.

Meskipun beliau dalam kondisi (Tertunduk) dan tidak akan menjajal untuk memukulku, mata Misuzu kembali ke tatapan yang beliau berikan padaku di saat beliau berdiri di sekeliling mejaku.

Sejujurnya, saya takut.

"Baiklah, ayo kita mulai bersiap untuk pergi. Aku tidak senang persepsi gres membuangmu berpakaian seumpama itu. Jadi, saya sudah merencanakan seragam dan kopermu di saat kau tiba ke sini. Lalu, yang mesti kau lakukan hanyalah melupakanku. , lupakan Masaki, dan kembali ke kehidupan normalmu"

Kemudian Misuzu menyaksikan ke bawah dan mengajukan pertanyaan dengan bunyi yang terdengar seumpama sedang ditekan dari belakang tenggorokannya.

"Jika saya tinggal…… di sini, kau akan membiarkan Masaki pergi…… kan?"

Jawanya sambil berlangsung ke dingklik di belakang.

"Tidak cukup cuma tinggal. Aku membutuhkanmu untuk bersumpah kepatuhan mutlak kepadaku selaku saksi Masaki-chan. Kau mesti bersumpah untuk mencintaiku, melepaskan Kasuya-kun, dan menjadi budak seksku. Dan… …"

Aku merosot kembali ke kursiku, mengambil tablet ramune dari meja samping, dan berkata.

"Gunakan obat kesuburan ini, hari ini! Di sini! Kau akan mengandung anakku"

Keheningan yang menyakitkan menyelimuti ruangan itu.

Keheningan yang sungguh lama.

Akhirnya, isak tangis Misuzu yang memecah kesunyian.

"Uuuu, oke…… saya akan… tinggal…… Hiks, jadi, tolong biarkan Masaki pulang"

Dengan menyampaikan itu, beliau menjangkau ujung babydollnya dan sedikit mengguncang bahunya.

Semuanya berlangsung sesuai rencana.

Tapi hatiku masih sakit untuk menghasilkan seorang gadis menangis.

Aku tidak membenci Misuzu atau Masaki-chan lagi. Sebaliknya, saya sudah berkembang untuk menyayangi mereka.

Itu yakni pertaruhan apakah beliau akan menentukan untuk tinggal atau tidak.

Tetapi jikalau beliau yakni tipe perempuan yang mau meninggalkan gadis yang beliau sebut sahabatnya, gadis yang bahkan beliau katakan mesti beliau lindungi, maka beliau tidak akan rugi apa-apa.

Aku tahu bukan itu masalahnya, dan lantaran itulah saya mencintainya.

Aku tidak mau membiarkan mereka pergi, itulah yang ku pikirkan.

Itu sebabnya saya ingin menurunkan mereka ke kondisi (Diperbudak) dengan cara apa pun yang diperlukan.

Sejauh ini, seluruhnya berlangsung sesuai rencana. Sekarang saya cuma mesti menyelesaikan cuilan terakhir.

Sambil menghasilkan Misuzu melayaniku, dan beliau berkata, “Aku akan mengalah sepenuhnya pada Kasuya-kun. Aku akan menjadi budak Seksmu. Aku akan mengandung anakmu”.

Seperti biasa, saya berpura-pura bahwa ramune yakni obat kesuburan untuk menjadikannya berpikir bahwa beliau sudah mengandung seorang anak, sehingga beliau akan mengalah sepenuhnya.

Itu cuma hipotesis, namun kupikir dengan menjadikannya mengalah sepenuhnya di saat kembali, saya sanggup membawanya ke kondisi (Diperbudak).

Tapi apa yang mau terjadi pada Masaki-chan jikalau beliau menyaksikan ini?

Tindakan Misuzu, yang beliau lakukan dengan tujuan menyelamatkan Masaki, ironisnya selsai dengan membunuhnya.

Pasangan pernikahannya. Ayah dari bayinya. Kekasih pertamanya.

Sahabatnya mengambil lelaki yang beliau pikir beliau sudah menikah dan mengandung seorang anak tepat di depannya.

Gadis yang sudah dikalahkan olehnya sepanjang hidupnya.

Gadis yang memiliki kompleks terhadap dirinya.

Dia dikalahkan oleh Misuzu Kurosawa lagi.

Secara alami, hatinya akan tercabik-cabik. Lalu, saya akan mengusirnya dari sini tanpa ampun.

Seberapa jauh beliau akan jatuh? saya tidak tahu.

Tetapi di saat Masaki sudah meraih dasar, saya akan berada di sana untuk menyelamatkannya.

Yah, saya juga tidak tahu apakah ini akan berhasil, lantaran kondisi untuk masuk ke status (Diperbudak) tidak jelas.

Tapi saya tidak punya opsi selain melakukannya.


◇ ◇ ◇

———Scene Change———

◇ ◇ ◇


"U …… Unnn ……"

Aku sebaiknya tidur di kawasan tidur, tetapi di saat saya bangun, saya menerima diriku di lantai yang dingin.

Di mataku yang mengantuk, saya mencari dengan tangan untuk sentuhan lelaki yang sebaiknya tidur di sebelahku.

"Nnn… Fumio-kun? Hei, kau ada dimana, Fumio-kun?"

Aku tidak sanggup menemukannya.

Aku menggosok mataku, duduk dan menyaksikan sekeliling.

Lalu saya menjadi kaku.

Di belakang ruangan yang mencurigakan dengan lampu hijau menerangi lantai.

Di sana, di bawah lampu sorot, saya menyaksikan Fumio-kun duduk di dingklik mewah.

Tapi beliau bukan satu-satunya di sana.

Ada seorang perempuan yang duduk menyamping di pangkuannya, menciumnya dengan lidahnya.

Ada seorang perempuan tak tahu aib mengenakan babydoll tembus pandang yang tak punya tujuan lain selain untuk merayu lelaki itu.

"Misuzu……-chan?"

Mustahil untuk salah menduga beliau selaku orang lain. Dia yakni sahabatku, kami berkembang bareng sejak kami masih anak-anak.

Seolah beliau mendengar suaraku, Misuzu-chan menggerakkan tubuhnya, membuka bibirnya dan berbalik.

"Haa, Haa…… Masaki, jangan khawatir. Aku niscaya akan mengantarmu pulang"

Raut parasnya menyampaikan kesenangan dan pesta pora. Wajah cabul dengan air mata dan lisan basah. saya tidak sanggup tidak merasa jijik.

(Celana dalam seksi …… sulit dipercayai beliau merayu Fumio-kun dengan itu!)

"Misuzu……Masaki sudah bangun, sudah waktunya bagimu untuk mengambil sumpah. Bisakah kau mengatakannya seumpama yang saya ajarkan padamu?"

Fumio-kun mendesak Misuzu sambil meremas payudaranya.

Kemudian, mata Misuzu jatuh dan beliau menelan ludah.

"Haa , Ah…… aku…… Misuzu Kurosawa menyayangi Fumio Kijima-sama dengan sepenuh hatiku dan akan terus melayaninya selaku budak Seksnya, Ah… selama sisa hidupku .Aku akan mengalah pada Kasuya Junichi……menyerah……menyerah, hyan, jangan, jangan lakukan itu!…Aku bersumpah akan menyayangi Fumio-sama selama sisa hidup. hidupku ……. Untuk membuktikannya, saya akan …… mengandung anaknya Fumio-sama sekarang"

Jika saya melihatnya, saya sanggup menyaksikan bahwa beliau memiliki obat yang terjepit di ujung jarinya.

(Apa yang kau katakan! Misuzu-chan! Fumio-kun yakni suamiku, ayah dari bayiku! Hentikan, jangan bawa dia!)

Sahabatku sedang menjajal mencuri pacarku.

Meskipun kami menjadi kekasih secara kebetulan, pacarku, dengan siapaku sudah melaksanakan banyak hubungan seksual, meremas payudara perempuan lain.

(Ini menyakitkan! Hentikan! Jangan tunjukkan itu padaku! Misuzu-chan, kenapa kau begitu jahat padaku?)

Aku merasa ada sesuatu yang merobek hatiku. Ini menyakitkan. Jantungku berdenyut-denyut seolah-olah ada sesuatu yang tersangkut di dalamnya.

Jantungku berdegup kencang, mengeluarkan bunyi yang menusuk. Dan lewat celah di hatiku, emosi gelap keluar.

"Oke, baiklah. Aku akan menghamilimu sesuai keinginanmu. Tapi pertama-tama, saya ingin kau melayani Kontolku dengan mulutmu"

Jangan lakukan itu, jangan lakukan itu, Fumio! Jangan tertipu! Jangan tunjukkan itu padaku! Tidak! Tidak! Tidak! Ku mohon! Kamu tidak sanggup menahan perempuan seumpama itu!

"Uuu…… Hiks……"

Sambil menumpahkan air mata, Misuzu-chan berlutut di antara kaki Fumio-kun.

Aku tidak mau melihatnya! Hentikan, Misuzu-chan! kamu! kau mengambil sesuatu yang bermanfaat dariku lagi seumpama itu! Itu buruk! Kamu sungguh-sungguh mengerikan …!

Hatiku berteriak. dan di dalam hatiku berderit.

(Fumio-kun yakni lelaki yang mau menjadi suamiku, ayah dari bayiku! Mengapa kau menjajal untuk mengambilnya dariku? Fumio-kun bilang saya lebih baik darimu!)

Pada di saat itu, sesuatu yang penting hancur jauh di dalam hatiku.

Ahhhh! Jangan lagi! Mati, kau kucing pencuri!

Saat saya mempertimbangkan itu, saya bergegas ke arahnya.


◇ ◇ ◇

———Sceen Change———

◇ ◇ ◇


Untuk sesaat, saya bahkan tidak tahu apa yang terjadi.

Puas dengan sumpah Misuzu saya menganggap dari raut wajah Masaki-chan bahwa hatinya sudah sungguh-sungguh hancur.

Aku kemudian menyaksikan Misuzu berlutut di antara kedua kakiku, air mata penyesalan membasahi pipinya, dengan perasaan gembira.

Namun, di saat Misuzu hendak memasukkan kontolku ke dalam mulutnya dan menahannya dengan jarinya, sesuatu yang tak terduga terjadi.

Masaki-chan menabrakkan dirinya ke Misuzu

Dalam bidang pandangku, saya melebarkan mataku tanpa sadar, dan Masaki-chan menyapu tubuh Misuzu dengan sekuat tenaga.

"Kya!"

Misuzu berguling-guling di lantai dengan ekspresi terkejut di wajahnya.

"Apa!?"

Pada di saat yang nyaris berbarengan di saat saya mengeluarkan suaraku, Masaki-chan meremas Kontolku.

"Apa yang kau lakukan, Masaki-chan?"

Masaki tidak menjawab.

Tapi di saat selanjutnya beliau mengisap Kontolku seumpama orang gila.

"Gobble! Gobble, Gobble, Slurppppppp! Goble, Slurppppppp!"

Masaki bertindak seumpama predator yang menerkam mangsanya. Dia menelan kontolku hingga ke dasar, dan kemudian mulai menyeruputnya dengan kecepatan yang menakutkan.

Aku tidak sanggup mempercayainya.

Aku tidak pernah membayangkan bahwa Masaki-chan yang pendiam akan bertingkah seumpama ini.

Pertama-tama, saya tidak membiarkan Masaki-chan yang tidak bersalah memberiku layanan lisan, bahkan sejauh ini.

Tapi sekarang, rangsangannya bahkan lebih memiliki efek dari teknik lisan Fujiwara-san. Vakumnya sungguh memiliki efek sehingga nyaris membuatku kering.

"Ugh, aah, aah ……"

Kenikmatan itu begitu memiliki efek sehingga nyaris seumpama rasa sakit.

Dan saya meringkuk menyedihkan.

Tiba-tiba, isapannya yang tidak terkendali memicu sperma naik dari pangkal Kontolku.

"Oh tidak, itu keluar, itu keluar! U-ugh……!"

Menyembur! Spurtttt! Spurttt!

Mulut Masaki-chan pribadi dipenuhi sperma.

Sperma yang tidak sanggup dibendung keluar dari hidungnya, memicu lentera ingus menggembung di tengah parasnya yang imut.

Tapi tetap saja, beliau tidak melepaskan objekku.

Dia terus menyedotnya dengan sekuat tenaga, seolah-olah beliau menjajal menyita setiap sperma terakhir, tidak cuma dari uretra saya tetapi juga dari testis aku.

"Aduh, Uuuu……"

"Ma, Masaki……"

Eranganku dan gumaman terkejut Misuzu ditenggelamkan oleh bunyi vakum.

Akhirnya, mungkin menegaskan bahwa tidak ada lagi yang mau keluar, Masaki-chan menyaksikan ke atas dan menyampaikan air maninya yang lengket, menggulungnya di lidahnya dan membuka mulutnya lebar-lebar seumpama anjing yang meminta perhatian pada tuannya.

Previous Chapter | ToC | Next Chapter


Sumber https://mangabookktranslation.blogspot.com/