[Wn] Kankin Ou - Volume 1 - Chapter 43
Translator: Tanaka
Editor: Tanaka
Chapter 43 - Laporan dari Ryoko Terashima, Anjing Setia
"Nnn, Nn, Lick, Ya……… Jadi……… Nnn, tidak ada dilema sama sekali, Hwaa ….."
Wanita yang parasnya ada di antara kedua kakiku menjawab.
Mata panjang yang tajam dan dingin. Dia memiliki rahang yang tajam yang sungguh-sungguh berlainan dari gadis-gadis di kelasku. Dia yakni perempuan anggun dengan rambut pendek bergelombang – Detektif Ryoko Terashima.
"Haa , haa …… Master, bolehkah saya mengisapnya sekarang……?"
"Tidak. Aku masih belum selesai bicara"
Ryoku meneteskan air liur di seluruh mulutnya, menelusuri kerutan di testisku dengan lidahnya, bermain dengan payudaranya, dan mengeluarkan napas panas.
Dia tidak sabar untuk mengisap Kontolku, namun beliau belum ku izinkan. Dia mesti menunggu. Alasannya yakni beliau tidak sanggup mengatakan dengan baik jika mulutnya penuh.
Tepat setelah wali kelas, Tachioka-kun meninggalkan kelas dan pergi ke kantor kepala sekolah.
Dia kembali pada simpulan kelas pertama, namun saya masih ingin tau untuk mengenali apa yang dibahas.
Melewatkan kelas keempat, saya mengirim pesan singkat ke Ryoko dan berjumpa dengannya.
Tempat itu yakni toilet perempuan di lantai satu. Sebuah kamar pribadi di ujung yang jauh.
Ryoko akan masuk ke sana secara normal, dan saya akan menggunakan <Melewati Kamar> dari kamar mandi lelaki di sebelah untuk hingga ke kamar di toilet perempuan itu.
Dengan begitu, tidak ada yang hendak menyaksikan kita bersama.
Begitu beliau melihatku, matanya berbinar gembira, dan beliau berlutut di daerah tanpa saya mesti menyuruhnya melakukannya.
Sungguh anjing betina yang lucu.
"Master. Jika kau ingin saya melayanimu, bukankah lebih baik jika saya melakukannya di "ruangan"?"
"Tapi ku pikir akan lebih mendebarkan untuk melakukannya di kamar mandi perempuan selama kelas"
Setelah saya menyampaikan itu, saya terkejut dengan kata-kata ku sendiri.
[Mendebarkan? Apa itu?]
Pada dasarnya, saya yakni kucing penakut. Gagasan menikmati sensasi tidak pernah terpikir oleh aku.
Mungkin saya perlahan mulai berubah.
Kemudian, setelah percakapan menyerupai itu, saya duduk di bangku toilet dan Ryoko berlutut dengan kepala di antara kedua kakiku.
Ryoko mengenakan celana hitam dan kemeja putih. Dia terlihat menyerupai perempuan yang sanggup menyelesaikan pekerjaan, namun kemejanya terbuka di penggalan dada, memamerkan payudaranya.
Meskipun saya tidak mengizinkannya untuk memasukkannya ke dalam mulutnya, beliau menjulurkan lidahnya dan dengan hati-hati menjilati Kontol ku. Saat beliau melakukannya, pipinya merona, dan beliau menjulurkan lidahnya ke seluruh Kontolku seolah-olah beliau menyukainya.
"Chu, Chu, Jilat, Chu, Chu … Nnn …"
Ryoko mengulurkan tangan dan mengaitkan jari-jarinya ke dalam tindikan yang menembus putingnya, dan tubuhnya gemetar alasannya kegembiraan.
Menurut Ryoko, Tachioka-kun menceritakan apa yang terjadi kemarin, menyimpan penggalan buruk dari dongeng itu untuk dirinya sendiri.
Dia menyampaikan bahwa beliau pergi ke suatu hotel dengan pacarnya dan tiba-tiba kehilangan kesadaran dan dibawa ke daerah yang terlihat menyerupai kastil era pertengahan, di mana beliau sedang diperkosa oleh monster babi.
Begitu ya... alasannya tragedi yang terjadi di dunia iblis terjadi di luar "ruangan", jadi itu di luar jangkauan lingkup <Lupakan Orang>. Jadi, kelihatannya beliau mengingat Baron Moho dengan sempurna.
Dan sementara Tachioka-kun menceritakan kisah itu, di mata Ryoko, kelihatannya Detektif Inomoto sudah kehilangan minat untuk mendengarkannya dikala ini.
Itu mungkin benar. Tidak mungkin dongeng yang melibatkan monster babi memiliki kredibilitas.
Sebaliknya, kepala sekolah yang datang dalam konferensi itu, mempertanyakan beliau untuk apa pergi ke hotel, dan setelah rapat staf, beliau diberitahu bahwa beliau akan didisiplinkan nanti.
Setelah itu, beliau menjajal yang terbaik untuk mengajukan banding, namun ceritanya terlalu kabur.
Setelah beliau pingsan alasannya disetubuhi oleh monster babi, beliau mendapati dirinya berada di ruang watu yang tidak terperinci mengatakan dengan seseorang.
Tapi beliau tidak ingat dengan siapa beliau mengatakan atau apa yang beliau bicarakan sama sekali.
Tapi beliau percaya beliau diculik.
Dia menyampaikan bahwa Misuzu dan Masaki mungkin sudah diculik sama menyerupai dia.
Ya, beliau benar.
Itu benar, namun ceritanya tidak mengandung isyarat apapun.
Aku mendengar bahwa Detektif Inomoto senantiasa tersenyum sepanjang waktu. kata Ryoko.
"Itu yakni ekspresi parasnya di saat beliau ingin mengakhiri obrolan dengan cepat"
Dan seterusnya. Pada akhirnya, kurasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan.
"Nnn… Nnn… Kurasa tidak ada salahnya meninggalkannya sendirian"
Sambil menyampaikan ini, Ryoko merangsang Kontolku dengan ujung lidahnya.
"Kau memiliki teknik yang bagus. Apakah tunanganmu menyuruhmu melaksanakan ini?"
"Nnn, Chu… Tidak mungkin saya pernah merasakan Kontol lelaki berangasan itu……. Ah … Aku sudah berlatih menggunakan video, Nnn, di internet untuk memuaskan….. . Master"
"Haha, kau menyampaikan hal-hal yang sungguh lucu"
Aku membelai kepalanya, dan beliau terkikik dan pingsan.
"Nnn…… Haa …… Aku punya satu hal lagi untuk dilaporkan……."
"Apa itu?"
"Ini wacana abang beradik Teruya, Lick, Nnn … Kami dikala ini sedang melaksanakan pengusutan internal ke dalam geng milik suami abang perempuan Anna, Nnn … slurppp, slurppp, Jilat… bukti cincin prostitusi… Nnn. Kalau begitu, kita akan mulai mencari, Chu, Chu… di rumahnya segera……. Chu"
"Hehe…."
Itu kemajuan yang sungguh menarik.
"Kemudian laporkan kembali kepadaku di saat kau memiliki tanggal dan waktu untuk pencarian"
"Aku mengerti… Um, jika begitu……"
"Jangan khawatir. Aku akan memelukmu dengan baik. Dan alasannya kelas keempat akan secepatnya berakhir, kau sanggup mengisap Kontolku. Buatlah saya merasa enakkkkk"
"Terima kasih banyak!"
Ryoko niscaya sungguh bahagia, alasannya beliau tersenyum tanpa dosa, dan kemudian beliau mengambil Kontolku dan memasukkannya ke mulutnya seolah beliau sungguh lapar.
Keheningan kelas, teriakan samar para siswa dari taman bermain, dan bunyi piano di ruang musik bergema di seluruh koridor.
"Nchu… Nnn… Nchu… Nnn… Nnnh… Nnn"
Selain bunyi sehari-hari ini, napas berair dan bunyi sengau bergema di bilik kamar mandi wanita.
Slurp, Slurp, Slurp, Slurp…….
Setiap kali Ryoko menggelengkan kepalanya ke depan dan ke belakang, jalan pintas bergelombangnya bergoyang seolah-olah memantul.
"Bagus, jangan cuma menggunakan pengecap dan mulutmu, gunakan seluruh mulutmu lebih banyak"
"Ya… Nnn… Nnnh… Chu… Chuuuuuu!"
Ryoko sungguh bergairah hingga keringat mulai timbul di dahinya, dan air liur tumpah dari tepi mulutnya yang setengah terbuka, mengeluarkan buih, mengaduk…… bunyi kacau.
"Goyangkan kepalamu lebih cepat"
"Yess… Slurp…"
Mulutnya dipenuhi dengan air liur dikala beliau meremasnya maju mundur dengan bibirnya.
Ini saja menghasilkan tulang punggungku merinding, dan suaraku naik secara alami.
"Nuuuuu… Nmuuuuu… Slurp, Slurpp… Ngu… Mmmm…… Nfuuuu!"
Hidungnya membesar hingga batasnya dan kulit putih Ryoko terbakar.
"Ini hadiahmu. Aku akan mengisi perutmu dengan benihku, Ryoko"
"Terima kasih banyak, upu, aku, sungguh senang…… Nmu, Ngg, Nmmm!"
Mata berair Ryoko menyipit, dan beliau meremas bibirnya bantu-membantu dikala beliau meremas inti Kontolku.
Mengisap sengit dengan cuma kelenjar di mulutnya. saya juga meraih batas rangsangan yang kelihatannya mendorongku.
keluar! Spurtttt!
"Nmuuuuuu!?"
Pada dikala ejakulasi, saya menjangkau kepala Ryoko, mendorong pinggulku ke dalam dirinya, dan mengeluarkan anutan air mani yang panjang sambil memandang muka cantiknya dan ujung hidungnya terkubur di Jembutnya.
"Gleck, Teguk, Glcke ……"
Setelah saya memutuskan bahwa tenggorokannya yang tipis berdesir berulang kali, saya menawan Kontolku keluar.
Seolah mengucapkan selamat tinggal pada Kontolku, Ryoko menggerakkan kepalanya, dan bibirnya eksklusif mengerut dikala beliau menjajal untuk tidak menumpahkan cairan putih yang menyanggupi mulutnya dikala Kontolku ditarik keluar.
Kemudian Ryoko menutup matanya dan memandang langit-langit.
Tenggorokannya tercekat hebat.
"Ryoko kasih atas makanannya……."
Dia menyampaikan itu sambil menyampaikan penggalan dalam mulutnya setelah beliau meminum semuanya.
Dengan itu, saya menepuk kepalanya dan beliau menyipitkan matanya dengan gembira.
"Nah, jika kau terlambat, orang-orang niscaya akan curiga. Juga, pastikan kau berkumur sebelum kembali. Tidak baik memiliki lisan yang berbau air mani"
"Aku ingin menikmati …… aftertaste lebih banyak, namun saya akan tahan jika Master memerintahkanku untuk mencucinya"
Mau tidak ingin saya tertawa menyaksikan ekspresi kecewa Ryoko yang sungguh kecewa.
Lalu saya ingat apa yang hendak saya tanyakan padanya.
"Ryoko, ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu……"
"Apapun yang kau butuhkan!"
Seketika, beliau terlihat sarat harap. Dia sungguh senang alasannya bdiperintah olehku.
"Ini…… di tengah malam. Sekitar pukul dua atau tiga pagi. Aku akan melepaskan salah satu gadis yang hilang di depan gerbang utama sekolah, dan saya butuh bantuanmu untuk melindunginya. . Dia mungkin menjajal bunuh diri, namun kau tidak sanggup membiarkan beliau melaksanakan itu. Dengar, dengarkan beliau dan jaga beliau baik-baik. Oke."
"Baiklah……. Apakah kau punya…… kado untukku?"
"Tentu saja. Sebentar lagi saya akan mengundangmu ke daerah tidurku. Dan saya akan bercinta denganmu hingga pagi, jadi tunggu dan lihat saja"
"Terima kasih banyak!!"
Aku ingin tahu apa itu. Ku pikir saya menyaksikan ekor bergoyang-goyang dengan murka di belakangnya.
Lalu, saya pindah ke toilet lelaki menggunakan <Melewati Ruangan> dan pergi ke kelas.
Saat saya berlangsung menyusuri koridor, lonceng untuk simpulan kelas keempat berbunyi, dan siswa mulai keluar ke koridor.
"Ini dia! Sudah waktunya makan siang, Fu min, ayo makan siang!"
Fujiwara-san melihatku dan berlari ke arahku dengan tas serut di tangannya.
Pada dikala itu.
"Itu adalah……."
Aku cuma sanggup memasang muka datar.
Di belakang Fujiwara-san, saya menyaksikan sekelompok orang menaiki tangga di ujung koridor.
Sekelompok gadis berambut pendek menuju atap, dipimpin oleh Teruya-san. Ada satu anak lelaki dengan rambut panjang bercampur dengan yang lain.
Dia memegang lengannya dan menganggukkan kepalanya, dan beliau terlihat menyerupai Tachioka-kun.
"Ayo pergi ke atap!"
"Yah …… mungkin kita tidak mesti pergi ke atap hari ini"
Fujiwara-san tidak menyadari bahwa Teruya-san dan yang yang lain sudah naik ke atap.
"Kalau begitu mari kita duduk di bangku di halaman! Karena kita sudah menjadi kekasih resmi, mari kita debut di halaman!"
Sebenarnya, itu yakni waktu makan siang di hari yang cerah dan indah. Halamannya menjadi daerah nongkrong bagi pasangan yang sedang flirting.
Oleh alasannya itu, siswa yang lajang akan menjauh dari halaman.
"Siapa yang menyepakati ini? ……Fiuh yah, baiklah"
"Yay! Nfufu!"
Dan kemudian Fujiwara-san melingkarkan lengannya di sekitarku.
Rupanya, beliau ingin makan siang sambil menawan hati di halaman.
Rupanya, Tachioka-kun meninggalkan kelas pada sore hari.