Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

DOWNLOAD EBOOK NOVEL DAU N YANG TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN - TERE LIYE GRATIS


MALAM ini hujan turun lagi. Seperti malam-malam yang lalu. Menyenangkan. Membuat suasana di luar terlihat damai menenteramkan. Tldak deras benar. Hanya gerimis. ltu pun jarang jarang. tetapi cukup untuk membuat indah kerlip lampu.

Aku menghela napas panjang. Tanganku pelan menyentuh kaca yang berenbun. Dingin seketika menyergap ujung jari, mengalir ke Lelapak tangan, melalui pergelangan, menerobos siku, bahu, kemudian uba di hatjkLL

Membekukan seluruh perasaan. Mengkristalkan semua keinginan.

Malam ini, semua cerita harus usai.


Dari lamai dua toko buku paling besar di kota ini, kalian bisa melihat dengan leluasa pemandangan jalan besar yang ramai persis di depannya, juga jalan paling besar d1 kota ini. Jalan itu dibelah pembatas setinggi satu jengkal. Ada lampu putih bundar setjap beberapa meter di pemhatas jalan itu, serta pot semen dengan rumpun bunga, meskipun terlihat tak cukup rimbun. Lampu pmjh bundar itulah yang terlihat indah. Berbaur dengan ramsan siluet cahaya lampu rnobil.

Dinding temboktoko buku ini digamj seluruhnya menjadi kaca kaca tebal. Berdiri tepekur dj sini, kalian bak masuk dalam sebuah akuarimn. Bebas memandang, bebas djpandang. Arsitekmr gaya avant garde. Kaca, bukan beton, menjadi pilihan terbaik pembatas ruangan.

Di seberang jalan berjejer rapi gerai fotokopian yang besar dan modern. Lampu neon puluhan watt, meja panjang untuk menerima forokopian, dan karyawan-karyawan berseragam terlihat jelas dari atas sini. Beberapa orang berpenampilan sebagaimana layaknya mahasiswa, [erlihat menunggu dj kursi putar tinggi. Mungkin menunggu fotokopian untuk bahan ujian besok lusa. Mungkin pula menunggu hujan reda.

Ada sebuah motor merapat. Dua penumpangnya turun sambil melepas jas hujan. Sepasang Yang wanita berkerudung putih Yang lelaki merengkuh bahunya. Mereka masuk ke salah satu gerai fotokopian. Tak mungkin mereka akan rnemfotokopi "undangan pernikahan" di gerai itu, tetapi cukup sudah untuk mengem' betapa mesranya mereka.

Aku menghela napas panjang.

Beberapa angkot biru seperti biasa berhenti di bibir jalan semaunya, Menurunkan penumpang semaunya. Membuat lebih panjang lagi kernacetan malam ini. Sopir angkot itu sedikit pun tak peduli, n‘eski klakson mobil di belakangnya menyalak buas. Penumpangjuga semaunya mengembangkan payung sebelum kaki melangkah turun dari mobil. Membuat penumpang lain yang Lerkena terpaan payung mengomel.

Namun, ada yang diunmngkan oleh kejadian itu. Beberapa rernaja xanggung yang bergerombol di seberang

|alan yang hendak menyeberang. Angkot yang berhemj semaunya itu membanm mereka. Bergeraklah iringan ketawa ketiwi itu. Malam Minggu. Mereka punya banyak alasan untuk keluar rumah.

Warung warung tenda makanan memadati jalan sepanjang mata rnemandang, Dipenuhi anak muda yang datang dua tiga. Cuaca dingin dan rinai hujan membuat kepulan asap dari kuali nasi goreng, tungku bakar sate, panci soto, dandang ayam sayur, dan puluhanjenis masakan lainnya amat mengundang selera.

Sayang, malaminj aku sama sekali tidak lapar!

Dari lantai dua ini, kalianjuga bisa melihat pekerja konstruksi bakal mwn square dua ratus meter di sisi kiri gerai fotokopian tadi. Lampu besar bekerlap kerlip dari belalai peralatan yang menarik-mrunkan besi besi, batu bale, dan bahan bangunan lainnya. Para pekerja yang memakai helm tak peduli dengan hujan. Mereka sedang mengejar target peresmian enam bulan lagi. Bersaing dengan dua pusat perbelanjaan lainnya yang serempak dibangun.

Kora ini maju sekali, rneskipun itu harus dibayar dengan berbagai keddaknyamanan. Siapa yang peduli?

Di depan sana juga terlihat dua toko cuci cetak foto. Sebenarnya perniliknya satu. Alasan bisnis, terpaksa dibelah dua. Toko sebelah kanan menjadi dealer resmi raksasa negatif film dan kamera dari Negeri Sakura. Toko sebelah kiri menjadi authorized dealer raksasa negatif filmdan kamera dari Amerika. Beberapa remaja berkumpul ramai di sana. Mungkin hendak foto dose-up. Belakangan audisi menyanyi, model, bintang sinetron, dan berbagai reality show di teve marak lagi. Dan foto penuh gaya mutlak