DOWNLOAD EBOOK NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG - TERE LIYE GRATIS
AKU berhenti memercayai cerita‘cerita Ayah kerika umurku dua puluh tahun. Maka malam ini, ketika Ayah dengan riang menemani anak-anaku, Zas dan Qon, menceritakan kisah-kisah hebamya pada masa mudanya, aku hanya bisa menghela napas tidak suka. Ingin sekali menyela, bilang bahwa Zas clan Qon harus segera tidur, be‘sok mereka harus bangun pagtpagi, serta bermmpuk alasan lainnya, mulai dari yang masuk akal hingga yang dibuar-buat. Sayangnya. istriku sudah dun kali mcmberikan kode di bah'k buku tebal yang sedang dibacanya. Kode itu bilang dengan tegas, biarkan Ayah menikmati sedikit waktu dengan kedua cucu menggemaskannya.
Ayah tertawa, terbatuk sedikit. Zas dan Qon, seperti yang kuduga, bergegas berebut mengambilkan gelas air minum, sama seperti waktu aku dulu masih terbilang anak-anak, yang juga semangat memijat Ayah, mencabuti uban Ayah (yang baru satudua, jadi susah dicari), atau mengenjakan pekerjaan rumah,
5
seperti menyapu, mengepel, melakukan ape. saja yang disuruhnya, harga atas kisah-kisah hebat itu.
"Kalian tahu si Nomor Sepuluh, bukan?"
"Yang mencetak go! tadi madam, Kekf" Mata Zas membulat.
”Qon tahu, Qon tahu," bungsuku beringsul: menyikut kakaknya, "yang jago melewari tiga bek lawan sekaligus kan, Kek.’ Zig-zag kiri-kanan, hop mengecoh kiper, dan GOL! Si Nomor Sepuluh!" Qon meniru gaya idolanya selepas menceploskan bola ke gawang Iawan.
"Yeah!" Ayah ikut melakukan gerakan yang sama, tartawa, "Sstt, jangan bilang siapa-siapa, Kakek akan menceritakan rahav sia besar pada kalian."
"Rahasia apai" Zas clan Qon tenarik-tidak ada anak-anak di atas dunia yang tidak tertarik dengan rahasia.
"Tetapi jangan bilang kc siapa‘siapa."
Dua anakku menggcleng kuat‘kuat.
"Janji?" Ayah mengangkat tangannya.
"Janji." Zas dan Qon sigap ikut mengangkat rangan.
Ayah tertawa, lantas berbisik, "Dua han' lalu si Nomor Sepuluh menelepon Kakek langsung."
"Sungguh?" Mata Zas dan Qon langsung membesar.
"Kakek tidak sedang bergurau, km?"
”Tidak, tenru saja Kakek tidak bergurau." Ayah pura pura menepuk dahi, pura pura rersinggung.
"Kakek bahkan bilang padanya kaJau cli rumah kita ada dua monster kecil yang suka sekali bermain bola, yang meng'idolakan klub terhebat, juga pemain terhebat di dum'a. Dan kalian tahu apa yang si Nomor Sepuluh katakan setelah mendengar itu.’ Si